1. Delusi (waham)
Suatu keyakinan yang kuat dalam menginterpretasikan sesuatu
yang kadang berlawanan dengan kenyataan; pasien tidak dapat diyakinkan oleh
orang lain bahwa keyakinannya salah, meskipun banyak bukti kuat yang dapat
diajukan untuk membantah keyakinan pasien tersebut.. Misalnya : lampu trafik di
jalan raya yang berwarna merah kuning hijau, dianggap sebagai suatu isyarat
dari luar angkasa. Beberapa
penderita schizophrenia berubah menjadi seorang paranoid. Mereka selalu merasa
sedang diamat-amati, diintai, atau hendak diserang.
Ada beberapa delusi atau waham, yaitu :
Ø Grendeur (waham
kebesaran)
Pasien yakin bahwa mereka adalah seseorang yang sangat
luar biasa, misalnya seorang artis terkenal atau seorang nabi atau bahkan
merasa dirinya Tuhan.
Ø Guilt (waham rasa
bersalah)
Panderita merasa bahwa mereka telah melakukan dosa yang
sangat besar.
Ø Ill Health (waham
penyakit)
Penderita yakin bahwa mereka mengalami penyakit yang sangat
serius.
Ø Jelousy (waham
cemburu)
Penderita yakin bahwa pasangan mereka telah berlaku tidak
setia.
Ø Passivity (waham
pasif)
Penderita yakin bahwa mereka dikendalikan ataun
dimanipulasi oleh berbagai kekuatan dari luar, misalnya oleh suatu pancaran
sinyal radio makhluk mars.
Ø Persecution (waham
kejar)
Penderita merasa dikejar – kejar oleh pihak – pihak
tertentu yang ingin mencelakainya.
Ø Poverty (waham
kemiskinan)
Penderita takut mereka mengalami kebangkrutan dimana
pada kenyataannya tidak demikian.
Ø Reference (waham
rujukan)
Penderita merasa mereka dibicarakan oleh orang lain
secara luas, misalnya menjadi pembicaraan masyarakat atau disiarkan di
televisi.
2. Halusinasi
Halusinasi adalah satu persepsi
yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang (stimulus) eksternal (Cook
& Fontain, Essentials of Mental Health Nursing, 1987). Halusinasi
selalu terjadi saat rangsangan terlalu kuat dan otak tidak mampu
menginterpretasikan dan merespon pesan atau rangsangan yang datang. Penderita
schizophrenia mungkin mendengar suara-suara atau melihat sesuatu yang
sebenarnya tidak ada, atau mengalami suatu sensasi yang tidak biasa pada
tubuhnya. Auditory hallucinations, gejala yang biasanya timbul, yaitu penderita
merasakan ada suara dari dalam dirinya. Kadang suara itu dirasakan menyejukkan
hati, memberi kedamaian, tapi kadang suara itu menyuruhnya melakukan sesuatu
yang sangat berbahaya, seperti bunuh diri.
Klasifikasi Halusinasi.
Pada klien dengan gangguan jiwa
ada beberapa jenis halusinasi dengan karakteristik tertentu, diantaranya :
a. Halusinasi pendengaran : karakteristik ditandai
dengan mendengar suara, teruatama suara – suara orang, biasanya klien mendengar
suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan
memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan : karakteristik dengan
adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya, gambaran geometrik,
gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan
atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidung : karakteristik ditandai
dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti : darah, urine
atau feses. Kadang – kadang terhidu bau harum. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba : karakteristik ditandai
dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh :
merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap : karakteristik ditandai
dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan.
f. Halusinasi sinestetik : karakteristik ditandai
dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena atau arteri,
makanan dicerna atau pembentukan urine.
Halusinasi pendengaran dan
penglihatan merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi pada penderita skizofrenia. Bentuk halusinasi ini berupa kata-kata yang tersusun
dalam bentuk kalimat yang mempengaruhi tingkah laku klien, sehingga klien
menghasilkan respon tertentu, seperti: bicara sendiri, bertengkar sendiri, atau
respon lain yang membahayakan. Bisa juga klien bersikap mendengarkan penuh
perhatian pada orang lain yang sedang tidak bicara atau benda mati.
*) Halusinasi dan
delusi, termasuk dalam simtom
yang positif.
3. Disoganized speech (pembicaraan kacau)
Dalam pembicaraan yang kacau,
terdapat asosiasi yang terlalu longgar. Asosiasi mental tidak diatur oleh
logika, tetapi oleh aturan – aturan tertentu yang hanya dimiliki oleh penderita
4. Disorganized
behaviour
(tingkah laku kacau)
Berbagai tingkah laku yang tidak
terarah pada tujuan tertentu. Misalnya membuka baju di depan umum, berulang
kali membuat tanda salib tanpa makna.
5. Simtom – simtom negative
Penderita
schizophrenia kehilangan motivasi dan apatis berarti kehilangan energi dan
minat untuk melakukan berbagai hal (avolition). Karena penderita schizophrenia hanya memiliki energi
yang sedikit, mereka tidak bisa melakukan hal-hal yang lain selain tidur dan
makan. Perasaan yang tumpul membuat emosi penderita schizophrenia menjadi
datar. Penderita schizophrenia tidak memiliki ekspresi baik dari raut muka
maupun gerakan tangannya, seakan-akan dia tidak memiliki emosi apapun. Tapi ini
tidak berarti bahwa penderita schizophrenia tidak bisa merasakan perasaan
apapun. Mereka mungkin bisa menerima pemberian dan perhatian orang lain, tetapi
tidak bisa mengekspresikan perasaan mereka.
Skizofrenia adalah salah satu
bentuk gangguan psikosis yang menunjukkan berbagai gejala psikotik di atas, ditambah
dengan kriteria lain seperti jangka waktu, konsekuensi dari gangguan tersebut
dan tidak boleh tumpang tindih dengan gangguan lain yang mirip.
Hubungan Skhizoprenia dengan halusinasi
Gangguan persepsi yang utama pada skizoprenia adalah
halusinasi, sehingga halusinasi menjadi bagian hidup klien. Biasanya dirangsang
oleh kecemasan, halusinasi menghasilkan tingkah laku yang tertentu, gangguan
harga diri, kritis diri, atau mengingkari rangsangan terhadap kenyataan.
Halusinasi pendengaran adalah paling utama pada
skizoprenia, suara – suara biasanya berasal dari Tuhan, setan, tiruan atau
relatif. Halusinasi ini menghasilkan tindakan/perilaku pada klien seperti yang
telah diuraikan tersebut di atas (tingkat halusinasi, karakteristik dan
perilaku yang dapat diamati).
Menurut Diagnostic and statistical manual of mental disorder IV text revision
(DSM IV-TR), paling tidak terdapat enam kriteria diagnostik skizofrenia
sebagai berikut :
1. Simtom – simptom khas.
Dua atau lebih dari yang berikut ini, masing – masing muncul cukup jelas
selama jangka waktu satu bulan 9atau kurang, bila ditangani dengan baik) :
- delusi
- halusinasi
- pembicaraan kacau
- tingkah laku kacau atau
katatonik
- simtom – simtom negatif
maupun positif
2.
Disfungsi sosial/okupasional
3. Durasi è Simtom – simtom gangguan ini tetap ada untuk paling sedikit 6 bulan. Periode 6 bulan ini mencakup paling
tidak 1 bulan dimana simtom – simtom muncul.
4.
Tidak termasuk gangguan Schizoaffective
atau gangguan mood
5.
Tidak termasuk gangguan karena zat atau karena kondisi medis
6. Hubungan dengan Pervasive Developmental Disorder èBila ada riwayat Autistic Disorder atau gangguan PDD lainnya, skizofrenia hanya
dibuat bila ada halusinasi atau delusi yang menonjol selama paling tidak 1
bulan (atau kurang bila ditangani dengan baik)