DEPRESI TERAPI |
Gangguan
Depresi
·
Gejala depresi yang sering
terlihat adalah gejala hilangnya tenaga/energi, hilangnya rasa senang, tidak
bisa tidur atau keluhan rasa sakit dan nyeri. Menurut Brodaty (1991) gejala
yang sering tampil adalah anxietas atau kecemasan, preokupasi gejala fisik,
perlambatan motorik, fatigue (kelelahan), mencela diri sendiri, pikiran
bunuh diri, dan insomnia. Sedangkan gejala depersonalisasi, rasa bersalah,
minat seksual menurun agak jarang.
·
Diagnosis Depresi
Gangguan depresi pada usia lanjut
ditegakkan berpedoman pada PPDGJ III (Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan
Jiwa di Indonesia III) yang merujuk pada ICD 10 (International Classification
of Diseases 10). Gangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan
berat sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya terhadap fungsi
kehidupan seseorang.
Pedoman diagnostik lainnya adalah DSM IV (Diagnostic and
Statistical Manual of Mental Disorders IV). Depresi berat menurut DSM IV jika
ditemukan 5 atau lebih gejala-gejala berikut di bawah ini, yang terjadi hampir
setiap hari selama 2 minggu dan salah satu dari gejala tersebut adalah mood
terdepresi atau hilangnya rasa senang/minat. Gejala-gejala tersebut adalah:
-
mood depresi hampir
sepanjang hari
-
hilang minat dan rasa
senang secara nyata dalam aktivitas normal
-
berat badan menurun
atau bertambah
-
insomnia atau
hipersomnia
-
agitasi atau retardasi
psikomotor
-
kelelahan atau tidak
punya tenaga
-
rasa tidak berharga
atau perasaan bersalah berlebihan
-
sulit berkonsentrasi
-
pikiran berulang
tentang kematian, percobaan/ide bunuh diri.
Gejala-gejala ini bukan merupakan
akibat dari kondisi medik umum atau akibat pemakaian zat, dan harus menimbulkan
gangguan yang bermakna secara klinis dalam fingsi kehidupan seseorang. Munculnya
gejala-gejala fisik perlu diperhatikan dengan seksama, karena komorbiditas
sering dijumpai. Penelaahan dan penatalaksanaan baik untuk depresi maupun
penyakit fisik perlu dilakukan secara bersamaan.
Menurunnya perawatan diri, perubahan
kebiasaan makan, turunnya berat badan dapat merupakan tanda awal depresi tapi
dapat juga merupakan tanda-tanda demensia. Oleh karena itu perlu dilakukan juga
pemeriksaan fungsi kognitif dengan Mini Mental State Examination (MMSE) atau
Abbreviated Mental Test (AMT).
Gejala psikotik pada pasien usia lanjut
dengan depresi berat dapat muncul secara dramatis. Waham bersalah, waham
kemiskinan, waham bahwa organ-organ tubuhnya membusuk/rusak/hilang sering
dijumpai pada pasien usila dengan depresi berat. Halusinasi auditorik dan halusinasi somatik juga bisa terjadi, tetapi jika
ada halusinasi visual sebaiknya dipikirkan ke arah penyakit lainnya.
·
Pemeriksaan Pasien Depresi
Salah satu langkah awal yang penting
dalam penatalaksanaan depresi adalah mendeteksi atau mengidentifikasi. Sampai
saat ini belum ada suatu konsensus atau prosedur khusus untuk
penapisan/skrining depresi pada populasi usia lanjut. Salah satu instrumen yang
dapat membantu adalah Geriatrik Depression Scale (GDS) yang
terdiri dari 30 pertanyaan yang harus dijawab oleh pasien sendiri.
Meningkatnya pengenalan depresi oleh
para dokter dan perawat harus diikuti dengan penatalaksanaan yang adekuat
dengan menggunakan kombinasi terapi psikologis dan farmakologis disertai
pendekatan multidisiplin yang menyeluruh. Terapi harus diberikan dengan
memperhatikan secara individual harapan-harapan pasien, martabat (dignity) dan
otonomi atau kemandirian pasien. Problem-problem fisik yang ada bersama-sama
dengan penyakit mental harus diobati. Semua tekhnik-tekhnik psikoterapi (psychodynamic, cognitive behavioural dan
lain-lain) dapat dipergunakan. Intervensi terapeutik untuk memacu kemandifan
seperti melatih keterampilan sehari-hari (daily
living skills) dan peningkatan keamanan di rumah, suport praktis serta
pemberian informasi jangan dilupakan. Terapinya antara lain:
1. Terapi fisik
a. Obat (Farmakologis)
- Trisiklik
- SSRI's (Selective Serotonin Re-uptake
Inhibitors)
- MAOI's (Monoamine Oxidase Inhibitors)
- Lithium
b. Terapi elektrokonvulsif (ECT)
2. Terapi
psikologik
a. Psikoterapi
interpersonal
b. Terapi kognitif
c. Terapi keluarga
d. Penanganan anxietas
(relaksasi)