·
Demensia (dementia) meliputi deteriorasi mendalam
pada fungsi mental yang ditandai oleh
masalah yang berat pada ingatan dan satu atau lebih defisit kognitif (APA, 2000).
masalah yang berat pada ingatan dan satu atau lebih defisit kognitif (APA, 2000).
Defisit atau penurunan kognitif pada demensia (Diadaptasi
dari DSM-IV-TR, APA 2000):
o
Afasia à hendaya dalam kemampuan memahami dan / atau berbicara
o
Apraksia à hendaya dalam kemampuan menampilkan gerakan yang bertujuan walaupun tiada
gangguan pada fungsi motorik
o
Agnosia à Ketidakmampuan untuk mengenali objek meskipun sistem sensoris tetap baik
o
Gangguan dalam fungsi
eksekutif à penurunan kemampuan dalam hal
perencanaan, pengorganisasian, atau merangkai aktivitas, atau untuk berpikir
secara abstrak
·
Menurut PPDGJ,
demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit atau gangguan otak yang
biasanya bersifat kronik-progresif, dimana terdapat gangguan fungsi luhur
kortikal yang multiple (multiple higher cortical function),
termasuk di dalamnya: daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap,
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgement).
·
Gejala Demensia:
-
adanya penurunan
kemampuan daya ingat dan daya pikir yang sampai mengganggu kegiatan harian
seseorang
-
tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness)
-
gejala dan disabilitas
sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan
·
Jenis Demensia
A. Demensia pada penyakit Alzheimer (Alzheimer’s Disease atau AD) dengan kriteria:
o
Onset bertahap (insidius onset) dengan deteriorasi
lambat
o
Tidak ada bukti klinis
atau temuan dari pemeriksaan khusus yang menyatakan kondisi mental itu dapat
disebabkan oleh penyakit otak atau sistemik lain yang dapat menimbulkan
demensia
o
Tidak adanya serangan
apopkletik mendadak atau gejala neurologik kerusakan otak fokal, hilangnya daya
sensorik, defek lapangan pandang mata, dan inkoordinasi yang terjadi dalam masa
dini dari gangguan itu
B. Demensia Vaskular
o
Terdapat gejala
demensia
o
Hendaya fungsi
kognitif biasanya tidak merata. Daya tilik diri dan
daya nilai secara relatif tetap baik
o
Suatu onset yang
mendadak atau deteorasi yang bertahap, disertai adanya gejala neurologis fokal,
meningkatkan kemungkinan diagnostik
o
Demensia Vaskular
dibagi menjadi (PPDGJ-III):
1. Demensia Vaskular onset akut
Biasanya terjadi secara cepat sesudah serangkaian
“stroke” akibat trombosis cerebrovascular,
embolisme, atau pendarahan.
2. Demensia Multi-Infark
Onsetnya lebih lambat, biasanya setelah serangkaian
episode iskemik minor yang menimbulkan akumulasi dari infark pada parenkim otak.
3. Demensia Vaskular Subkortikal
Fokus kerusakan akibat iskemia pada substansia alba di
hemisfer cerebral (mirip dengan
demensia akibat Alzehimer).
4. Demensia Vaskular Campuran Kortikal dan Subkortikal
Komponen kortikal dan subkortikal dapat diduga dari gambaran
klinis, hasil pemeriksaan (autopsi), atau keduanya.
5. Demensia Vaskular lainnya
6. Demensia Vaskular YTT
C. Demensia pada penyakit Pick
o
Adanya gejala demensia
yang progresif
o
Gambaran
neuropatologis berupa atropi selektif dari lobus yang mennjol
o
Manifestas gangguan
perilaku pada umumnya mendahului daya ingat
D. Demensia pada penyakit Creutzfeldtz-Jakob
o
Demensia yang
progresif merusak
o
Penyakit piramidal dan
ekstramidal dengan mionukleus
o
Elektroensefalongram
yang khas (trifasik)
E. Demensia pada penyakit Huntington
o
Ada kaitan antara
gangguan gerakan koreiform, demensia, dan riwayat keluarga dengan penyakit
Huntington
o
Gerakan koreiform yang
involunteer, terutama pada wajah,
tangan, dan bahu, atau cara berjalan yang khas
o
Gejala demensia
ditandai dengan gangguan fungsi lobus frontalis pada tahap dini, dengan daya
ingat relatif terpelihara sampai seterusnya
F. Demensia pada penyakit Parkinson
o
Demensia yang
berkembang pada penderita Parkinson
G. Demensia pada penyakit HIV
o
Demensia yang
berkembang pada penderita HIV
o
Tidak ditemukan infeksi
lain selain HIV tersebut
H. Demensia pada penyakit lain YDT YDK
o
Demensia terjadi
sebagai manifestasi atau konsekuensi beberapa macam kondisi somatik dan cerebral lainnya
I.
Demensia YTT
Digunakan apabila kriteria umum untuk diagnosis demensia terpenuhi, tetapi
tidak dapat diidentifikasi pada satu tipe khusus tertentu