hipokondris |
Hypochondriasis (Hipokondrik)
Gangguan ini merupakan hasil intepretasi yang tidak realistis dan tidak akurat terhadap simtom atau sensasi sehingga mengarah pada preokupasi dan ketakutan bahwa memiliki gangguan yang parah, bahkan meskipun tidak ada penyebab medis yang ditemukan.
Pasien terpreukopasi ketakutan mengalami suatu penyakit serius yang menetap dan terlepas dari kepastian medis yang menanyakan sebaliknya. Pravalensi gangguan ini sekitar 4-6% dalam populasi medis umum, dengan perbandingan yan sama antara perempuan dan laki-laki. Gejala dapat berlangsung mulai kapanpun, namun gangguan ini umumnya muncul pada masa dewasa awal, yaitu usia 20-30 tahun dan cenderung memiliki perjalanan kronis. Diangnosis gangguan hipokondrik adalah dua hal berikut:
1. Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya satu keluhan fisik yang
serius melandasi keluhan-keluhannya, meskipun pemeriksaan yang berulang-ulang tidak menunjang adanya alasan fisik yang memadai ataupun preoukupasi yang menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk penampakan fisiknya.
2. Tidak mau menerima nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa dokter
bahwa tidak ditemukan penyakit atau abnormalitas fisik yang melandasi keluhan-keluhannya.
Para pasien merupakan konsumen rutin layanan kesehatan, tidak
mengherankan, mereka menganggap dokter mereka tidak kompeten dan tidak peduli. Teorinya adalah mereka bereaksi berlebihan terhadap berbagai sensasi fisik biasa dan abnormalitas minor (seperti denyut jantung yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang tidak sering, setitik rasa sakit, sakit perut) sebagai bukti keyakinan mereka. Konsisten dengan pemikiran ini, ketika diminta memberikan kemungkinan penyebab suatu sensasi fisik, seperti merasakan jantungnya berdebar, orang-orang yang memiliki skor tinggi dalam suatu pengukuran hipokondriasis lebih memiliki kemungkinan dibanding yang lain untuk mengatribusikan sensasi tersebut terhadap suatu penyakit. Sama dengan itu, para pasien penderita hipokondriasis memberikan interpretasi katastropik terhadap simtom-simtom, seperti meyakini bahwa titik kemerahan di kulit merupakan pertanda kanker kulit.
Hipokondriasis sering kali muncul bersama dengan gangguan anxietas dan mood, yang mengarahkan beberapa peneliti untuk berpikir bahwa hipokondriasis bukan merupakan gangguan tersendiri, namun suatu simtom berbagai gangguan lain.