1. Mendisain ualang
suatu proses pemebelian dari cara konvensional menjadi
elektonik
2. Merubah
budaya kerja ( change management ) akibat adanya penerapan
e-procurement berbasis teknologi informasi
terutama kaitannya dengan
menjalin kemitraan strategis dengan pembeli
3. Tersedianya
perangkat teknologi informasi seperti komputer, aplikasi komputer,
dan data base.
Menurut Turban (2004, p235), implementasi e-procurement
yang dilakukan perusahaan:
1. Menyesuaikan e-procurement dengan strategi
e-commerce.
2. Mengkaji ulang dan merubah proses e-procurement
itu sendiri. E-procurement dapat mempengaruhi berapa banyak agen
pembelian di perusahaan, lokasi, dan bagaimana pembelian disetujui.
3. Menyediakan tempat pertemuan antara e-procurement
dengan sistem informasi perusahaan yang terintegrasi seperi ERP atau SCM (supply
chain management)
4. Mengkoordinasi
sistem informasi pembeli dan penjual.
5. Mengkonsolidasikan
sejumlah supplier yang biasa menjadi minimum dan memastikan integrasi
dengan sistem informasi mereka, dan jika mungkin, dengan proses bisnisnya.
Menurut Carter (2002, p46)
pengguna utama dari on-line procurement (e-procurement) adalah:
- Pengguna eksternal, yang terdiri atas:
§ Supplier / pemasok, yaitu orang yang menjual produk dan atau
layanan di luar organisasi dan orang yang mungkin mendukung produk atau layanan
tersebut, terdiri dari:
¨ Supplier saat ini
¨ Supplier potensial
- Pengguna internal, yang terdiri atas:
§ Penyedia
produk, yaitu orang yang membantu memperoleh produk dan atau layanan dari luar
organisasi
§ Manajer,
yaitu orang yang departemennya membutuhkan produk dan atau jasa tersebut dan
orang yang mempunyai anggaran untuk memperoleh produk dan jasa itu.
§ Pekerja,
yaitu orang yang akan menggunakan produk dan atau jasa tersebut.
§ Akuntan,
yaitu orang yang menyediakan layanan akuntansi untuk e-procurement tersebut.
Menurut Carter (2002, p47), tugas utama dari e-procurement
meliputi:
1. Mengidentifikasi kebutuhan produk dan atau jasa.
2. Mencocokkan kebutuhan menurut anggaran yang ada.
3. Memilih produk dan atau jasa yang bersaing.
4. Memesan produk dan atau jasa.
5. Menerima
produk dan atau jasa.
6. Membayar
produk dan atau jasa tersebut.
7. Memperoleh
dukungan yang dibutuhkan.
8. Menyediakan
dukungan akuntasi tambahan untuk tugas-tugas tersebut.
Menurut Carter (2002, p47), pertimbangan khusus
untuk e-procurement termasuk:
§ Produk dan
atau jasa perlu didapatkan secepat dan seefisien mungkin ketika produk dan atau
jasa itu dibutuhkan.
§ Sumber dari
produk dan atau jasa tersebut tidak lebih penting dari kualitas, biaya, dan
ketersediaan produk dan atau jasa tersebut bagi organisasi ketika dan di mana
organisasi memnbutuhkan produk dan atau jasa itu.