ALLAH SWT menciptakan manusia dengan berbagai keunikan dan diberikan nikmat tak terhitung nilainya. Antaranya keunikan dan nikmat itu adalah cenderung kepada kesenangan. Namun, kebutuhan nyata bagi jiwa manusia adalah mengenali dan mendekati penciptanya.
Persyaratan mengenali Allah melebihi dari kebutuhan makan, minum dan seksual. Tidak ada kesenangan di dunia dan akhirat kecuali mengenali, mengasihi dan beribadah kepada yang Maha Esa.
Imam Abd Muhsin Muhammad Qasim dalam khotbahnya berkata, mereka yang mencapai puncak pengabdian kepada Allah adalah mereka yang mengenali semua nama Allah dan sifatnya serta dapat diterjemahkan dalam perbuatan mereka. Ini karena nama Allah dan sifatnya adalah rangkuman semua sifat kesempurnaan dan kemuliaan.
Baginda Nabi SAW menyebut dalam rukuk ketika shalat maksudnya: "Maha suci Tuhan yang memiliki segala kekuasaan dan kemuliaan." HR. Nasai ')
Beliau juga sering menyebut dalam doanya: "Maha suci-Mu yang tidak terhitung akan kepujianMu seperti mana Engkau telah memuji akan diri-Mu sendiri." (HR. Muslim)
Firman Allah: "Segala makhluk yang melata di langit dan bumi adalah di bawah pengawasan-Nya." (Surah Hud, ayat 56). Oleh itu, jika semua manusia bersepakat untuk membahayakan satu sama lain, niscaya tidak akan terjadi kecuali dengan izin-Nya.
Ilmu Allah mencakup segala apa yang sudah terjadi, sedang atau akan terjadi dan apa pergerakan makhluk adalah berada dalam pengetahuan-Nya.
Firman Allah: "Apa yang kamu dedahkan atau sembunyikan pada waktu malam dan siang, semuanya di bawah ilmu Allah." (Surah Ar-Ra'du, ayat 10)
Allah juga mendengar segala bisikan suara di mana saja mereka berada.
Riwayat Aisyah berkata: "Segala puji bagi Allah yang mendengar segala bisikan di mana telah datang seorang wanita bernama Khaulah Binti Sa'labah berkata sesuatu kepada Beliau SAW dan aku berada jauh dan tidak mendengar apa pun.
Lalu turunlah ayat al-Quran berarti: "Sesungguhnya Allah mendengar seseorang mengadu tentang suaminya dan engkau Muhammad mengadu kepada Allah dan Allah mendengar percakapan kamu berdua." (Surah Al-Mujadalah, ayat 1)
Perbendaharaan Allah memenuhi ruang langit dan bumi. Selalu siap untuk memberikan sesuatu kepada hambanya apakah mereka meminta atau tidak.
Rahmatnya selalu turun pada sepertiga malam lalu berkata: "Siapakah yang membutuhkan pertolongan niscaya Aku akan membantu."
Ikan di laut, burung di udara semuanya tidak terkecuali dari mendapat keuntungan dari rahmat Allah seperti firman yang berarti: "Dan tidak ada satu makhluk pun yang melata di bumi melainkan telah tercatat akan rezeki masing-masing." (Surah Hud, ayat 6)
Jika Allah memperkenankan semua doa yang dipohon, ia tidak sekali-kali akan mengurangi khazanah-Nya walau sedikitpun. Allah menambahkan lagi bonus pahala bagi yang beramal melakukan kebaikan. Digandakan lagi satu kebajikan ke sepuluh pahala sampai tujuh ratus kali lipat.
Beribadah pada malam Lailatul Qadar disamakan dengan beribadah seribu bulan, berpuasa tiga hari pada bulan Syawal bersamaan pahala berpuasa setahun, yang membantu dengan ikhlas akan digandakan pahalanya sehingga tidak terhitung.
Demikianlah penawaran Allah yang selalu terbuka kepada Nya, betapa pemurah dan penyayang akan pencipta terhadap makhluknya.
Sabda Baginda SAW yang bermaksud: "Pada hari kiamat diletakkan langit di ujung jari-Nya (kekuasaan-Nya), bumi pada jari-Nya, bukit tinggi dan tumbuh-tumbuhan diatas satu jari-Nya seraya berkata: Akulah yang maha berkuasa." ( HR Bukhari dan Muslim)
Firman Allah: "Seandainya pohon di bumi menjadi pena dan lautan menjadi tinta dan ditambahkan tujuh lautan lagi setelah keringnya niscaya tidak cukup untuk menulis akan nikmat dan kekuasaan Allah." (Surah Luqman, ayat 27)
Demikianlah string kekuasaan Allah agar dapat diperhatikan bersama agar kita lebih tawaduk dan merendahkan diri dengan kekuasaan sementara yang diberikan Allah